Renungan : Liqo Nan Hebat
Renungan : Liqo Nan Hebat
By: Nandang Burhanudin
(1) Liqo bukan segala-galanya. Segala-galanya pun tidak harus diawali dari liqo.
(2) Ya. Liqo hanya 2-3 jam perminggu. Mencari segalanya dari liqo, siap-siap melongo.
(3) Liqo itu media mawas diri. Berhenti sejenak dari penat aktivitas nan padat.
(4) Liqo itu arena awas diri. Waspada pada virus-virus negatif polusi kehidupan.
(5) Liqo itu bagian dari sarana pembinaan. Mempertebal imunitas dari terpaan syahwat dan syubhat perjuangan.
(6) Lazimnya, liqo itu menambah (az-ziyadah) dan menumbuhkan (an-numuww). Menambah cinta pada Allah. Menumbuhkan cita juang di jalan Allah.
(7) Tambah dan tumbuh, semua atas izin Allah. Bukan karena MR atau pengaruh program struktural.
(8) Karena semua atas izin Allah. Tidak ada alasan berhenti Liqo. Apalagi futur fii sabilillah.
(9) Bersyukur kepada Allah, minta terus istiqomah. Saat turun. Minta juga kepada Allah agar tsabat (konsisten).
(10) Sebab, ketika Allah memilih kita atau jamaah kita benar-benar berjuang di jalan Allah, semua bukan karena kita atau jamaah kita unggul.
(11) Tapi murni rahmat dan kasih sayang Allah, semata. Allah pun bisa mencabut seketika, kapan saja.
(12) So. Singkirkan angkuh atas raihan amal, pencapaian kerja, atau peningkatan ibadah.
(13) Jangan memandang sebelah, saudara-saudara yang tidak lagi bersama. Bisa jadi, ia tengah meraih rahmat Allah yang lain.
(14) Keistiqomahan dan tsabat di medan dakwah, murni karunia Allah. Bukan faktor personal atau kecanggihan struktural.
(15) Jadi, tidak ada alasan berhenti. Atau bergabung tapi mati suri. Atau terbina tapi tak lagi berani.
(16) Liqo itu memrajuritkan bukan menjeritkan. Liqo mengasah diri untuk berani.
(17) Abdullah bin Mas'ud menegaskan, "Siapa lagi yang melawan musuhmu, jika kalian penakut dan mengasingkan diri?"