Renungan Ramadhan : Tamu Yang Kecewa
Renungan Ramadhan : Tamu Yang Kecewa
Suatu sore, pada hari ke-19 bulan Ramadhan
Saudara & sahabatku yang tercinta ...
Rasanya aku ingin segera pulang ...
Sudah berjalan 19 hari aku bertamu, namun seringkali aku ditinggal sendirian.
Walau sering dikatakan tamu agung, dengan sambutan Marhaban, namun perilakumu kepadaku tidak luar biasa.
Bahkan oleh-olehku yang aku bawa dari jauh, nyaris tak kau sentuh.
Al-Quran hanya dibaca sekilas, kalah dengan update status yang isinya penuh canda lewat Android smartphone dan tontonan indihome atau lainnya.
Sholat Tarawih tidak lebih khusyu, kalah bersaing dengan bayangan penampilan pada hari lebaran.
Tak banyak kau minta ampunan dari dosamu yang bertumpuk, sebab sibuk dengan belanja dan bermain, padahal aku membawa banyak maghfirah.
Malam dan siang tidak banyak dipakai kebaikan, selain bikin acara dan buka bersama di hotel mewah atau restoran mahal.
Tidak pula banyak infaq dan sedekah, karena khawatir uang tidak cukup, buat mudik dan piknik liburan sehabis Lebaran.
Sdr & sahabatku, rasanya aku seperti tamu yang tak diharapkan, sepertinya engkau tidak akan merasa menyesal bila aku tinggalkan.
Padahal aku datang dengan kemuliaan, kebarokahan dan rahmat, yang seharusnya aku tidak pulang dengan hampa.
Percayalah sdr & sahabatku ...
Bila nanti aku pulang, belum tentu akan kembali bisa bertemu lagi, karena jatah hidupmu bisa jadi keburu habis, sehingga nanti engkau akan menyesal telah membiarkan aku dibiarkan terlantar.
Masih tersisa11 hari lagi buat kita bersama.
Semoga kau sadar sebelum aku benar-benar pamit pulang.
Karena umurmu hanyalah cerita singkat yang wajib engkau pertanggung jawabkan dalam waktu yang panjang.
Selamat muhasabah di bulan yang suci & agung yang penuh pengampunan ini.
Robbana Taqobbal Minna.
Ya Alloh terimah dari kami (amalan kami), Aamiin
Semoga Bermanfaat.
#renungan Ramadhan group WA